Selasa, Mei 12, 2009

Brokoli sangat berpotensi untuk mencegah kanker usus

Ternyata manfaat brokoli begitu hebat, mampu untuk mencegah terjadinya kanker di usus. Hal ini dikarenakan si brokoli mampu menekan pertumbuhan H. pylori, si penyebab penyakit kanker itu. Oleh karena itu, perbanyaklah makan brokoli.

Sumber :

Sabtu, Mei 09, 2009

Immobilisasi enzim dengan support bahan yang aman

Immobilisasi enzim merupakan kunci keberhasilan untuk upaya pengiritan enzim. Tahu kan, harga enzim itu muahalnya minta ampun. Oleh karena itu, perlu banget untuk di imobilisasi.

Mengimobilisasi enzim, adalah hal yang mudah, tapi juga ada metode sulitnya. Tergantung apa yang dipake untuk membuat enzim menjadi immobile. Artikel ini, tidak akan membahas bagaimana cara mengimobilisasi enzim dan komponen apa yang tepat untuk imobilisasi. Cari di google aja kalau mau tahu lebih jauh. 

Dibalik itu semua, ada satu senyawa yang mampu mensuport komponen yang dipake untuk mengimmobilisasi enzim dengan baik, Glutaraldehyde. Komponen ini mampu mengikat erat si enzim. Sehingga wajarlah, pemakaian glutaraldehyde mampu meningkatkan immobilisasi enzim menjadi 100%. Hebat kan?

Tapi, glutaraldehyde adalah senyawa berbahaya, bisa menyebabkan irritasi sel. Bisa dibayangkan kalau senyawa ini dipake untuk industri pangan. Bisa gawat kan? Makanya, dalam industri pangan, senyawa ini, tidak dipake. So, sebagai gantinya, adalah genipin. Walau harganya jauh lebih mahal, tapi relatif aman. 

Genipin adalah suatu komponen yang berasal dari buah Gardenia jasminoides, dan sudah banyak dipake untuk support proses immobilisasi di bidang medis dan sangat layak untuk dipake di bidang pangan. 

--omal--

Senin, Mei 04, 2009

Apa sih yang dinamakan virus babi itu?

Virus babi tergolong subtype H3N1 virus influenza. Phylogenetic analisis menunjukkan bahwa H3N1 SIVs adalah percampuran gene virus yang diperoleh dari avian, babi, dan manusia. Kemudian campuran virus ini menjangkiti babi yang kemudian dapat menjangkiti manusia.

Influenza A virus adalah virus yang dapat menjangkiti berbagai macam hewan sebangsa burung, kuda, dan babi. Virus ini dapat berpindah pindah dari hewan satu ke hewan lainnya, dan termasuk dari hewan ke manusia. Yang menarik disini adalah di dalam babi. Pada sel di tubuh babi, terdapat sialyl α2,3-galactose-linkage, merupakan receptor yang bagus untuk berbagai macam virus flu ini. Dengan kata lain, pada tubuh babi, terdapat rumah yang nyaman untuk kehidupan sang virus flu. Dengan masuk ke tubuh babi, si virus kemudian dengan mudahnya bereplikasi dan menjadi kuat.

Virus influenza sebenarnya telah ditemukan sejak dulu (tahun 1918) di Amerika Utara dengan subtypes H1N1, H3N2, and H1N2. H1N1 adalah virus yang paling umum menjangkiti babi di daratan spanyol dan pada saat itu, dinyatakan sebagai pandemik diantara babi. Kemudian dalam perjalanan si virus ini, tahun 1998, masih di amerika utara juga, H1N1 mutant ke jenis H3N1 sebagai akibat percampuran dari tiga subtipe virus babi ditambah dari virus flu manusia, burung (avian). Hebatnya, hanya pada babilah berbagai macam virus ini dapat bersatu padu dan berkembang biang menjadi kuat untuk menjangkiti manusia.

Dengan kata lain, babi berfungsi sebagai wadah untuk membuat suatu species virus baru yang dapat menjangkiti umat manusia. Oleh karena itu, pemantauan terhadap dalam babi dalam upaya pencegahan virus babi, sangatlah penting. Bukan sampai disini saja, karena virus ini sudah menjangkiti manusia, maka dengan mudahnya berkembang, oleh karena itu, upaya pengendalian virus ini, juga harus diarahkan ke manusianya juga.

Kalau sudah begini, apa yang harus kita lakukan coba? 
1. Pemusnahan babi yang terinveksi virus
2. Kurangi dan isolasi peredaran daging babi, jangan impor daging babi dari luar
3. Karena babi jadi sarang yang sangat efektif terhadap penyebaran virus ini, maka upayakan kandang babi lebih higienis.
4. Umat muslim juga dihimbau jangan secara radikal untuk melakukan upaya pembasmian populasi babi. Pelan pelan, cinta damai.
5. Pembasmian jumlah babi, bukan satu satunya cara untuk menghindari penyebaran virus ini. Kalau sudah menjangkiti manusia, maka penanganan yang tepat terhadap manusia yang terinfeksi, adalah hal yang utama.

disarikan dari : 

Sabtu, Mei 02, 2009

Electrospinning for enzyme immobilization

Kalau dalam bahasa indonesia, bisa diartikan proses imobilisasi enzim dengan menggunakan suatu cara yang dinamakan elektrospinning. Elektrospinning merupakan proses menjadikan suatu fiber dari suatu cairan polimer dengan memanfaatkan tegangan tinggi. Proses ini, jika dibayangkan, seperti proses untuk air mancur melewati suatu lobang yang amat kecil dan air yang keluar ibarat fiber.

Elektrospinning menjadi proses yang disuka praktisi karena mudah operasinya dan bisa dengan mudah mengimobilisasi enzim.


Imobilisasi enzim dengan elektrospinning menjadi sebuah fiber enzim, merupakan cara praktis untuk memperkerjakan enzim berulang kali.

Peneliti china melaporkan bahwa fiber enzim dapat dipakai sebanyak lebih dari sepuluh kali tanpa pengurangan aktivitas yang berarti. 


Penurunan yang drastis terjadi pada saat saat pertama pemakaian (aktivitas bisa turun sebanyak 30-40%), akan tetapi, setelah itu, aktivitasnya akan cenderung tidak berkurang seiring dengan lamanya pemakaian.